Jumat, 16 Maret 2012

ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER


Nama  : Riyadi
NIM    : SIA201027
Makul : AOK

CISC DAN RISC

Complex instruction-set computing atau Complex Instruction-Set Computer (CISC) merupakan  Kumpulan instruksi komputasi kompleks,  adalah sebuah arsitektur dari set instruksi dimana setiap instruksi akan menjalankan beberapa operasi tingkat rendah, seperti pengambilan dari memory, operasi aritmetika, dan penyimpanan ke dalam memory, semuanya sekaligus hanya di dalam sebuah instruksi.

CISC dimaksudkan untuk meminimumkan jumlah perintah yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan yang diberikan.(Jumlah perintah sedikit tetapi rumit)
Konsep CISC menjadikan mesin mudah untuk diprogram dalam bahasa rakitan, tetapi konsep ini menyulitkan dalam penyusunan kompiler bahasa pemrograman tingkat tinggi. Dalam CISC banyak terdapat perintah bahasa mesin.

Sebelum proses RISC didesain untuk pertama kalinya, banyak arsitek komputer mencoba menjembatani celah semantik", yaitu bagaimana cara untuk membuat set-set instruksi untuk mempermudah pemrograman level tinggi dengan menyediakan instruksi "level tinggi" seperti pemanggilan procedure, proses pengulangan dan mode-mode pengalamatan kompleks sehingga struktur data dan akses array dapat dikombinasikan dengan sebuah instruksi. Karakteristik CISC yg "sarat informasi" ini memberikan keuntungan di mana ukuran program-program yang dihasilkan akan menjadi relatif lebih kecil, dan penggunaan memory akan semakin berkurang. Karena CISC inilah biaya pembuatan komputer pada saat itu (tahun 1960) menjadi jauh lebih hemat.

Memang setelah itu banyak desain yang memberikan hasil yang lebih baik dengan biaya yang lebih rendah, dan juga mengakibatkan pemrograman level tinggi menjadi lebih sederhana, tetapi pada kenyataannya tidaklah selalu demikian. Contohnya, arsitektur kompleks yang didesain dengan kurang baik (yang menggunakan kode-kode mikro untuk mengakses fungsi-fungsi hardware), akan berada pada situasi di mana akan lebih mudah untuk meningkatkan performansi dengan tidak menggunakan instruksi yang kompleks (seperti instruksi pemanggilan procedure), tetapi dengan menggunakan urutan instruksi yang sederhana.

Satu alasan mengenai hal ini adalah karena set-set instruksi level-tinggi, yang sering disandikan (untuk kode-kode yang kompleks), akan menjadi cukup sulit untuk diterjemahkan kembali dan dijalankan secara efektif dengan jumlah transistor yang terbatas. Oleh karena itu arsitektur -arsitektur ini memerlukan penanganan yang lebih terfokus pada desain prosesor. Pada saat itu di mana jumlah transistor cukup terbatas, mengakibatkan semakin sempitnya peluang ditemukannya cara-cara alternatif untuk optimisasi perkembangan prosesor. Oleh karena itulah, pemikiran untuk menggunakan desain RISC muncul pada pertengahan tahun 1970 (Pusat Penelitian Watson IBM 801 - IBMs)
Contoh-contoh prosesor CISC adalah System/360, VAX, PDP-11, varian Motorola 68000 , dan CPU AMD dan Intel x86.

Reduced Instruction Set Computer = RISC RISC merupakan salah satu Arsitektur komputer dengan perintah sederhana karena bertujuan menyederhanakan rumusan perintah sehingga lebih efisien dalam
penyusunan kompiler yang pada akhirnya dapat memaksimumkan kinerja program yang ditulis dalam bahasa tingkat tinggi.

Konsep arsitektur RISC banyak menerapkan proses eksekusi pipeline.Meskipun jumlah perintah tunggal yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan yang diberikan mungkin lebih besar, eksekusi secara pipeline memerlukan waktu yang lebih singkat daripada waktu untuk melakukan pekerjaan yang sama dengan  menggunakan perintah yang lebih rumit. Mesin RISC memerlukan memori yang lebih besar untuk
mengakomodasi program yang lebih besar. IBM 801 adalah prosesor komersial pertama yang menggunakan
pendekatan RISC.
Lebih lanjut untuk memahami RISC, diawali dengan tinjauan singkat tentang karakteristik eksekusi instruksi.
Aspek komputasi yang ditinjau dalam merancang mesin RISC adalah :


  • Operasi-operasi yang dilakukan:
Hal ini menentukan fungsi-fungsi yang akan dilakukan oleh CPU dan interaksinya dengan memori.
  • Operand-operand yang digunakan:
Jenis-jenis operand dan frekuensi pemakaiannya akan menentukan organisasi memori untuk menyimpannya dan mode pengalamatan untuk mengaksesnya.
  • Pengurutan eksekusi:
Hal ini akan menentukan kontrol dan organisasi pipeline.

 Rancangan arsitektur CPU yang mengambil dasar filosofi bahwa prosesor dibuat dengan membatasi jumlah instruksi hanya pada instruksi dasar yang diperlukan saja. Kata reduced , berarti pengurangan pada set instruksinya. Rancangan ini berawal dari pertimbanganpetimbangan dan analisa model perancangan lain yang kompleks, sehingga harus ada pegurangan set instruksinya. RISC menyederhanakan rumusan perintah sehingga lebih efisien dalam penyusunan kompiler yang pada akhirnya dapat memaksimumkan kinerja program yang ditulis dalam bahasa tingkat tinggi.

Berikut sedikit tentang perkembangan RISC ;
1980 oleh John Cocke di IBM dengan menghasilkan minikomputer eksperimental 801.
1980 Kelompok Barkeley yang dipimpin David Patterson mulai meneliti rancangan RISCmenghasilkan RISC 1 dan RISC 2
1981 John Hennessy dari Stanford merancang RISC walau agak berbeda dengan nama MIPS

CISC Vs RISC

Prosesor PowerPC dari Motorola adalah otak utama komputer Apple Macintosh RISC:
Macintosh
SUN
DEC
Prosesor Intel Pentium sebagai procesor CISC (Complex Instruction Set Computers)


Jumat, 09 Maret 2012

DSS

Rancang Bangun Sistem pengolahan Administrasi Berbasis Web
http://www.ziddu.com/download/18825229/makalahDSS_tgs.docx.html

Senin, 05 Desember 2011

UD & UKT

UD dan UKT merupakan kegiatan rutin PPS HMS yang dilaksanakan tiap semester dan merupakan salah satu cara untuk mengetahui perkembangan anggota PPS HMS setelah mengikuti latihan. UD dan UKT kali ini dilaksanakn pada tanggal 17 Desember 2011 pukul 15:00 WIB. Untuk lebih jelasnya silahkan download link di bawah
                                 Peraturan dan Perlengkapan
     http://www.ziddu.com/download/17698193/Peraturan.doc.html
         Tingkat 1
                                 http://www.ziddu.com/download/17698254/Tingkat1.docx.html
                                 Tingkat 2
                                 http://www.ziddu.com/download/17698289/Tingkat2.doc.html
                                 Tingkat 3
                                 http://www.ziddu.com/download/17698323/Tingkat3.doc.html
                                 Dasar
                                  http://www.ziddu.com/download/17698360/TingkatDasar.docx.html





Minggu, 23 Oktober 2011

sejarah hizib miftah

“ SEJARAH SINGKAT HIZIB MIFTAH SHOLAWAT “

Setelah menamatkan pelajaran di pesantren Kyai Kholil (1235 – 1343 H) di Bangkalan Madura, Mahmuri yang lebih dikenal dengan sebutan Syekh Mahmuri pergi ke Tegal, di sana beliau mengajar ngaji sambil memperhatikan perkembangan ilmu-ilmu ghaib (baik aliran putih maupun aliran hitam) yang ada di Jawa Tengah, khususnya Tegal semua informasi yang ada tentang ilmu-ilmu ghaib dikumpulkannya, berikut dengan amalan-amalannya, dan kelebihan-kelebihan serta kelemahan - kelemahannya.
Sesudah sekian lama memperhatikan semua itu, beliau kembali ke Bangkalan untuk menemui Kyai Kholil dengan maksud melaporkan semua apa yang beliau peroleh selama berada di tegal, terutama mengenai masalah ilmu-ilmu ghaib, pelu diketahui pada saat itu Tegal merupakan salah satu pusat perkembangan ilmu ilmu ghaib terbesar di pulau jawa, jadi boleh dikatakan seluruh cabang ilmu ghaib baik yang aliran putih maupun               aliran hitam yang ada di pulau jawa ada pula di Tegal.
Kepada Syekh Mahmuri, Kyai Kholil mengatakan, “Bahwa hampir semua ilmu ghaib yang ada di pulau Jawa sudah beliau kuasai (tentu saja semua ilmu ghaib aliran putih) dan semua ilmu ghaib aliran hitam juga telah beliau tundukan, termasuk semua yang ada dalam catatan Syekh Mahmuri, Dari pertemuan itu, satu hizib yang menjadi andalan Kyai Kholil telah pula masuk ke dalam catatan Syekh Mahmuri”.
Kyai Kholil dikenal sebagai seorang Kyai yang dalam bahasa Jawanya disebut “Waskita, wruh sak durunge winarah”, yang berarti “Mengetahui segala sesuatu yang belum terjadi”, Oleh karena itu Syekh Mahmuri berusaha bertanya : “Pak Kyai, apakah ada lagi suatu ilmu ghaib aliran putih yang mampu menundukan seluruh ilmu-ilmu ghaib yang ada?”, Setelah menginap beberapa malam disana, barulah Syekh Mahmuri memperoleh jawabannya, Jawab Kyai Kholil adalah : “Ya ada, akan tetapi belum diturunkan oleh-Nya”.
Oleh Kyai Kholil, Syekh Mahmuri diajarkan atau diberi petunjuk tentang cara bagaimana usaha serta do’a untuk memperoleh ilmu tersebut, Yang kesemuanya itu tidak lebih dari sekedar mengikhaskan seluruh ibadah dan hanya berharap kasih sayang-Nya semata-mata lillahi Ta’ala.
Setelah itu kemudian Syekh Mahmuri kembali ke Tegal untuk melaksanakan semua petunjuk yang telah diberikan oleh Kyai Kholil Bangkalan.
Perlu diketahui juga, bahwa Kyai Kholil adalah salah seorang dari murid Syekh Nawawi Al-Bantani bin Umar, anak didiknya yang lain kini telah menjadi ulama-ulama terkemuka di Indonesia, antara lain : “KH Hasyim As’ari (Tebuireng, Jawa Timur), KH Nahjun (Tangerang, Banten), KH Asnawi (Caringin, Banten), KH Abdul Ghaffar (Tirtayasa, Banten) dan KH Tubagus Bakri (Purwakarta, Jawa Barat)”.
Secara kebetulan pada waktu itu di Pondok Pesantren Bangkalan Madura, tinggalah seorang anak laki-laki yatim piatu yang berumur 13 (tiga belas) tahun asal Tegal yang bernama Soedadi Noer.
Ia tinggal di sana hanya sebagai khadam (pesuruh) bagi Kyai Kholil, Karena karomah bisa melihat ke depan yang dimiliki Kyai Kholil, beliau segera dapat mengetahui, bahwa bakat yang dimiliki oleh anak laki-laki muda yang tinggal bersamanya itu bukanlah dalam hal ilmu agama umum.
Maka sebagai tanda dan rasa terima kasih kepada anak muda yang telah berbakti kepadanya selama sekian tahun (+ 5 tahun), beliau menyuruh anak muda itu untuk pergi ke Tegal (pulang) untuk mendampingi Syekh Mahmuri yang diharapkan kelak bersedia mewariskan ilmu yang akan diturunkan Allah SWT baginya itu kepada Soedadi Noer.
Puji syukur Alhamdulillah, setelah memakan waktu tidak kurang dari tiga tahun, dengan kasih sayang dan karunia dari Allah yang Maha Agung lagi Maha Mulia, akhirnya ilmu yang dinanti-nantikan turun juga, yaitu sekitar 10 (sepuluh) malam terakhir di bulan ramadhan tahun 1342 H atau pada bulan April 1923 M “yang kemudian dihitung dari 100 (seratus) harinya turunnya ilmu tersebut Syekh Mahmuri meninggal dunia, dan kurang lebih tepat setahun kemudian KH Kholil dipanggil oleh-Nya, yaitu pada tanggal 29 Ramadhan 1343 H atau pada bulan April 1924 M” Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan maghfirahn-Nya kepada beliau berdua, Amin.
Sesampainya di Bangkalan Madura, ternyata untuk menyambut kedatangan mereka berdua (Syekh Mahmuri dan Soedadi Noer), Kyai Kholil telah mempersiapkan 12 orang ulama andalannya untuk menguji kemampuan dan keandalan serta keampuhan ilmu yang baru diperoleh oleh Syekh Mahmuri, yang masing-masing dari mereka telah menguasai satu hizib tertentu secara sempurna, diantaranya adalah : Hizib Nashar, Hizib Al-Hikmah, Hizib Al-Lathiif, Hizib Al-Bahri dan lain sebagainya, Lalu sebagai jawaban dari Syekh Mahmuri atas semuanya itu, beliau menjawab dengan mantap tanpa disertai kurangnya rasa hormat beliau kepada Kyai Kholil dan yang lainnya, “Silahkan hadapi murid saya (Soedadi Noer) dulu”.
Memang hasilnya ternyata sesuai dengan perkiraan Kyai Kholil sendiri, jangankan satu lawan satu, “dikeroyok” dengan 12 macam ilmupun, ilmu baru itu tidak tertandingi, Bahkan sampai-sampai ilmu andalan Kyai Kholil sendiri gugur di tangan Soedadi Noer”.
Akhirnya ilmu baru itupun disahkan oleh Kyai Kholil sebagai suatu “amalan” yang baik dan haq, Dikarenakan pada waktu itu Kyai Kholil telah menguasai kurang lebih dari tujuh puluh macam hizib (ilmu ghaib) aliran putih dan ternyata dengan izin Allah Rabbul Jalaali seluruhnya berhasil ditundukan oleh ilmu baru tersebut.
Maka diberi namalah ilmu baru tersebut dengan nama “MIFTAHUL AHZAAB”, yang berarti “Pengunci Seluruh Ilmu” yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan “MIFTAHUL HIZIB”, Dan konon menurut kabar dari sumber yang dapat dipercaya, yaitu guru kita sendiri “Al-Mukarrom K.H Akhmad Soleh”, Konon pada akhirnya Kyai Kholil pun turut mengamalkan ilmu tersebut.
Kemudian menyebarlah ilmu tersebut ke seluruh pelosok pulau jawa dengan pembimbing tunggal Pak Soedadi Noer (yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Kyai Soedadi Noer).
Sekarang beliau sudah almarhum (+ pada usia 85 tahun) semoga beliau ridha kepada-Nya dan Allahpun ridha kepada beliau pula amin.
Dan selanjutya tugas untuk mengembangkan ilmu “MIFTAAHUL HIZIB” ini diambil alih oleh murid-muridnya yang sangat senior, diantaranya guru kita sendiri Al-Mukarom Al-Ustadz Abdul Khair Muhammad Amin, Almarhum.
Penyebaran Ilmu Sholawat ini sudah sampai ke pelosok Tanah air : Sumatera, Kalimantan, bahkan Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.
Perlu diketahui pula bahwa nama “MIFTAHUL JINAAN”, untuk ilmu ini didapat dari salah seorang keturunan Nabi SAW yang bernama Al-Habib Thoha Alatas, dimana menurut beliau ilmu ini telah terdaftar/tercantum di dalam kitabnya yang memuat semua ilmu-ilmu ghaib di seluruh dunia, baik yang sudah maupun yang belum diturunkan oleh-Nya.
Sedangkan nama “ILMU SHOLAWAT” untuk ilmu ini, karena penitik beratannya didasarkan pada Sholawat Nabi SAW.".
Top of Form
Bottom of Form